KOMPONEN AKTIF - berakal

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, January 18, 2019

KOMPONEN AKTIF








 
 Pada komponen elektronika itu terbagi menjadi 2 macam, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif itu ialah komponen yang memerlukan tegangan listrik agar dapat bekerja, sedangkan Komponen pasif itu ialah komponen yang tidak memerlukan tegangan listrik agar komponen tersebut dapat bekerja.
 Pembahasan saya kali ini adalah apa saja yang ada di komponen aktif dengan penjelasannya dan bagaimana cara pengukuran pada dioda dan transistor. Penjelasannya di bawah ini :
A. Komponen Aktif
  Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal). 
 
1. Transistor
Pengertian      : Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit  pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

             

Fungsi              : - Sebagai penguat amplifier.
  - Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
  - Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
  - Sebagai peratas arus.
  - Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
  - Menguatkan arus dalam rangkaian.
  - Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi

Prinsip Kerjanya          : Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

2. Dioda
Pengertian                  : Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.




Fungsi              : - Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan        berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
- Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah  tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
- LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
- Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
- Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali.
- Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

Prinsip kerjanya          : Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.

3. IC (Integrated Circuit)
Pengertian                  : IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil.


 


  Jenis-Jenis IC               :
 
-  IC analog atau IC linier, memiliki fungsi dan kegunaan.
 1. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 2. Penguat Daya (Power Amplifier)
 3. Penguat Operasional (Operational Amplifier/Op Amp)
 4. Penerima Frekuensi Radio (Radi Receiver)
 5. Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
 6. Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 7. Voltage Comparator
 8. Multiplier
 9. Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

- IC digital layaknya sebuah saklar hanya memiliki tegangan output tinggi dan rendah,atau dalam Bahasa biner 0 dan 1. Fungsinya sebagai berikut:
 1. Flip-flop
 2. Gerbang Logika (Logic Gates)
 3. Timer
 4. Counter
 5. Multiplexer
 6. Calculator
 7. Memory
 8. Clock
 9. Microprocessor (Mikroprosesor)
 10. Microcontroller.

B. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog
  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
  6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
  7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  8. Jarum harus tidak bergerak.
    **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.


 


C. Cara Mengukur Transistor dengan Multimeter Analog


Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Analog
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Analog
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :
Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Jarum pada Multimeter Analog harus tidak akan bergerak sama sekali atau “Open”.





    Cukup sekian yang bisa saya sampaikan, semoga dapat membantu dan memudahkan kalian untuk belajar dengan mudah. Materi ini juga berdasarkan hasil pencarian dari website lain,buku, dan penerangan guru.



(A.G)

  

No comments:

Post a Comment